Banyak orang mengira bahwa komoditas ekspor migas terdiri dari minyak bumi dan gas alam saja. Padahal, sebenarnya ada banyak produk turunan migas lainnya yang juga menjadi komoditas ekspor Indonesia.
Meski saat ini komoditas ekspor kategori migas di Indonesia sedang mengalami penurunan, tetapi bukan berarti sektor ini berhenti melakukan ekspor ke luar negeri. Lantas, apa saja komoditas ekspor kategori migas terbanyak di Indonesia? Dapatkan informasi selengkapnya dalam artikel di bawah ini!
9 Komoditas Ekspor Migas Terbanyak di Indonesia
Daftar Isi Artikel
Mayoritas orang tahunya komoditas ekspor migas terdiri dari minyak bumi dan gas alam saja. Namun, ada banyak produk turunannya yang kini berhasil menjadi komoditas ekspor kategori migas di Indonesia. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.
1. Minyak Bumi
Sama dengan yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa salah satu komoditas ekspor migas terdiri dari minyak bumi. Jadi, minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang diperoleh dengan cara pengeboran.
Hingga kini, bahan bakar fosil memang masih memegang peran bahan bakar terpenting di dunia. Menariknya, minyak bumi berkontribusi sebanyak 33% dalam memenuhi kebutuhan energi dunia.
Diketahui, bahwa Indonesia mempunyai cadangan minyak bumi sebanyak 91.670.000 bpd (barrels per hari). Di mana produksinya sekitar 600.000 sampai 700.000 bpd di tahun 2019. Angka yang tinggi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor minyak bumi, guna memenuhi kebutuhan konsumsi energi dunia.
Baca Juga: 13 Barang Barang yang Diekspor dengan Kategori Non Migas
2. Gas Alam
Selanjutnya, contoh komoditas migas Indonesia yang diekspor ke luar negeri adalah gas alam. Seperti yang diketahui, bahwa gas alam merupakan gas yang diperoleh dari sisa-sisa makhluk hidup di masa lampau.
Gas alam ini memegang peranan penting sebagai 23% dari total penyuplai energi dunia. Adapun pada tahun 2015 lalu, Indonesia berhasil memproduksi 75 miliar meter kubik gas alam dan mengekspor lebih dari setengah produksinya ke luar negeri.
Bahkan, Indonesia menjadi negara pengekspor gas alam terbesar keempat setelah Qatar, Malaysia, dan juga Australia.
3. Coalbed Methane atau CBM
Berikutnya, komoditas ekspor migas terdiri dari Coalbed Methane. Coalbed Methane atau yang biasa disebut dengan CBM merupakan gas alam dari lapisan batubara yang komposisi terbesarnya berupa gas metana (CH4) serta hanya mengandung sedikit hidrokarbon. Hal inilah yang membuat CBM berbeda dengan gas alam biasa.
Titipers tidak perlu khawatir, karena eksploitasi CBM dari batubara tidak akan mengubah kualitas batubara itu sendiri. Bahkan, dapat menambah keuntungan dengan memanfaatkan gas emisinya.
Indonesia diperkirakan memiliki potensi Coalbed Methane terbesar di dunia dengan besaran 453 tcf (trillion cubic feet). Tidak tanggung-tanggung, potensi CBM di Indonesia bahkan lebih besar daripada potensi gas alam biasanya. Hal inilah yang menjadikan CBM sebagai komoditas ekspor yang menjanjikan untuk meningkatkan devisa negara.
4. Avtur
Salah satu komoditas ekspor migas terdiri dari avtur. Adapun avtur adalah bahan bakar pesawat yang kini menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia. Menariknya lagi, Indonesia juga akan memproduksi avtur berbahan dasar sawit untuk diekspor.
Pemerintah Indonesia memiliki target untuk melakukan program ekspor avtur ke luar negeri melalui PT Pertamina. Bahkan, salah satu kilang minyak telah berhasil memproduksi 1,7 juta barel per bulannya.
5. Pelumas
Meskipun komoditas ekspor migas terdiri dari minyak bumi dan gas alam, tetapi sebenarnya ada produk turunan lainnya yang turut menjadi komoditas ekspor Indonesia. Salah satunya adalah pelumas atau oli.
Melalui PT Pertamina Lubricants, Indonesia telah berhasil mengekspor pelumas ke banyak negara di dunia. Beberapa di antaranya, seperti Australia, China, Jepang, Singapura, Malaysia, Filipina, Yaman, Korea Selatan, dan lainnya.
Kapasitas produksi yang besar membuat Indonesia mampu mengekspor pelumas dalam jumlah besar ke banyak negara. Apalagi Indonesia memiliki tiga unit produksi, yakni di Production Unit Jakarta, Unit Cilacap, dan Unit Gresik.
6. High Speed Diesel atau HSD
Pada tahun 2020 lalu, Indonesia berhasil mengekspor High Speed Diesel atau HSD ke Malaysia. Hal ini tentu saja menjadi langkah awal komoditas ekspor Indonesia, agar lebih variatif. Mulanya, komoditas ekspor migas terdiri dari minyak bumi dan gas alam, kini terus merambah ke produk lainnya.
Indonesia melakukan ekspor HSD ke negara lain, karena stok penyimpanan perseroan yang sudah melebihi kapasitas pada masa pandemi. Oleh karena itu, ekspor dianggap sebagai opsi terbaik untuk menghasilkan devisa negara sekaligus mengatasi kelebihan HSD.
Diketahui, bahwa pada ekspor pertamanya, Indonesia berhasil menjual 200.000 barrel atau setara dengan 31.800 KL ke Malaysia.
7. Low Sulphur Fuel Oil (LSFO)
Contoh komoditas migas Indonesia yang diekspor ke luar negeri adalah Low Sulphur Fuel Oil atau lebih sering disebut dengan LSFO. Ekspor pertama dilakukan dengan pengiriman 80.000 bbls LSFO menggunakan kapal MT Kirana Quartya ke Singapura.
Bagi kamu yang belum tahu, LSFO V 120 produksi Indonesia telah memenuhi regulasi International Maritime Organization (IMO) mengenai kandungan sulfur maksimal 0,5% m/m. Oleh karena itulah, Indonesia berani melakukan ekspor.
8. Marine Fuel Oil (MFO)
Tidak banyak orang yang tahu bahwa komoditas ekspor migas terdiri dari Marine Fuel Oil atau MFO. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju) telah menjadi pionir produksi Marine Fuel Oil atau MFO pada tahun 2020. Hal inilah yang membuat Indonesia mulai melakukan ekspor MFO ke negara lain.
Adapun MFO produksi Kilang Pertamina Plaju telah menjadi penggerak bagi mesin utama kapal dengan putaran rendah, untuk mendukung pesatnya perkembangan industri perkapalan
9. Liquified Natural Gas atau LNG
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa komoditas ekspor migas terdiri dari minyak bumi dan gas alam. Liquefied Natural Gas atau LNG merupakan salah satu produk turunannya yang juga menjadi komoditas ekspor kategori migas.
Pada tahun 2022, nilai ekspor LNG Indonesia berhasil mencapai USD 6,6 miliar atau naik sekitar USD 4,6 M dari tahun 2021. Sementara untuk nilai ekspor gas melalui Pipa Indonesia pada tahun 2022, meningkat menjadi USD 3,13 miliar.
Adapun negara tujuan ekspor LNG Indonesia antara lain China, Korea, dan Jepang. Hingga kini, negara-negara tersebut terus menunjukkan konsisten tinggi bahkan permintaannya cenderung selalu meningkat.
Baca Juga: Syarat Ekspor dan Cara Mengurusnya Terbaru 2024
Sudah Lebih Tahu tentang Komoditas Ekspor Migas Indonesia?
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa diketahui bahwa komoditas ekspor migas terdiri dari minyak bumi, gas alam, CBM, avtur, pelumas, HSD, LSFO, MFO, dan juga LNG. Hingga kini, pemerintah Indonesia tengah berusaha meningkatkan komoditas ekspor migas di pasar internasional.
Sementara untuk perusahaan yang membidangi masalah ekspor migas Indonesia adalah PT Pertamina. Jadi, segala kebutuhan, proses produksi, hingga pengiriman komoditas migas, semuanya dilakukan di bawah naungan PT Pertamina.
Ekspor-impor memang menjadi kegiatan yang lumrah dilakukan di era globalisasi. Bukan hanya ekspor-impor antar negara, tetapi juga dalam skala yang lebih kecil, termasuk individu. Jadi, jika kamu ingin membeli produk dari luar negeri, kini bisa melakukan transaksi dengan mudah melalui layanan Titipbeliin.
Pada dasarnya, Titipbeliin merupakan perusahaan end to end yang akan membantu Titipers untuk membeli barang secara legal dari luar negeri. Mulai dari China, Amerika, hingga Singapura. Semua prosesnya akan diurus oleh pihak Titipbeliin, sehingga kamu hanya perlu memilih produk dan melakukan pembayaran.
Kemudian, kamu cukup menunggu proses pengiriman hingga barang sampai ke rumah dengan selamat. Layanan pengiriman internasional yang sangat menarik, bukan?